Secara etimologi kata sejarah berasal dari bahasa Arab, Syajaratun yang berarti “batang pohon yang memiliki cabang dan ranting”.
Kata ini masuk ke dalam bahasa Melayu setelah terjadi akulturasi pada
masa masuknya kebudayaan Islam ke wilayah Indonesia abad XIII.
Makna
harafiah tersebut kemudian diterapkan pada manusia yang pemaknaannya
mengalami kontekstualisasi dengan menghubungkannya pada keturunan,
asal-usul atau silsilah. Awalnya memang pemakaian istilah silsilah hanya
terbatas di kalangan kerajaan, hal ini berkaitan dengan pembentukan
dinasti, yang digambarkan secara sistematis membentuk cabang-cabang dan
ranting-ranting. Sehingga sejarah awal hanya berkutat pada keluarga
kerajaan, atau terbatas pada raja-raja saja (peranan golongan kerajaan).